ERDIKHA MORNING IDEA 14 JANUARY 2022
View PDF
14 Jan 2022

Saham Teknologi US Berguguran, Harga Batubara 'Ngegass' Lagi, Saham Apa Yang Menarik?

Indeks pada perdagangan kemarin ditutup menguat pada level 6658. Indeks ditopang oleh sektor Infrastructures (1.903%), Industrials (1.28%), Basic Materials (0.768%), Energy (0.417%), Transportation & Logistic (0.261%), Healthcare (0.209%), kendati dibebani oleh sektor Consumer Non-Cyclical (-0.225%), Financials (-0.241%), Consumer Cyclicals (-0.293%), Properties & Real Estate (-0.318%), Technology (-3.334%) yang mengalami pelemahan belum signifikan. Indeks pada hari ini diperkirakan akan bergerak pada range level support 6625 dan level resistance 6690. Indeks Dow Jones Industrial melemah 0,49%. Kinerja indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite lebih mengecewakan lagi. Kedua indeks tersebut masing-masing anjlok lebih dari 1% dan 2,5% dini hari tadi. Sentimen hari ini yaitu dari pelemahan bursa Wall street yang dibebani oleh saham-saham teknologi yang mana pergerakan cukup volatil di awal tahun 2022. Setelah mengalami penguatan dalam 3 hari perdagangan terakhir, harga saham-saham teknologi kembali berguguran. Penyebabnya yaitu ada nya aksi jualan oleh investor karena dibayangi dengan arah kebijakan moneter the Fed yang lebih ketat ke depan. Selain itu, ketika harga saham AS terkoreksi, harga obligasi pemerintahnya cendrung menguat. Hal ini disebabkan dari penurunan yield US Tresuary yang ditutup dibawah 1,7%. Salah satu analis yaitu Senior Economist UBS Brian Rose menilai bahwa penurunan yield akan cenderung temporer dan kedepan yield akan naik lagi. Bahkan untuk obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun bisa mencapai 2%. Saat suku bunga naik, ada yang menilai berinvestasi di saham masih menjadi salah satu pilihan. Namun secara sektoral, perlu ada rotasi atau bahkan rebalancing. Menurut salah satu pandangan analis menyebutkan bahwa saham-saham di sektor perbankan dan siklikal bakan diuntungkan. Lebih lanjut, analis melihat saham-saham yang berbasis value (value stock) bakal lebih menarik daripada growth stock seperti saham teknologi. Apabila The Fed benar-benar agresif dalam menaikkan suku bunga acuan Federal Funds Rate (FFR) dan saham teknologi tertekan, maka tahun 2022 akan menjadi kebalikan dari tahun 2021. Jika tahun lalu return dari capital gain value stock kalah jauh dengan growth stock, tahun ini ramalannya kondisi akan berubah 180 derajat. Di saat suku bunga naik, maka kinerja keuangan growth stock akan tertekan karena beban keuangan bakal menjadi lebih tinggi untuk ekspansi. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa untuk saat ini memegang saham-saham teknologi memiliki risiko yang lebih tinggi. (source : CNBC Indonesia)





PT. Erdikha Elit Sekuritas | Member of Indonesia Stock Exchange
Gedung Sucaco lt.3 Jalan Kebon Sirih kav.71

Jakarta Pusat 10340, Indonesia

Website : www.erdikha.com